Rabu, 17 November 2010
Enlightenment: still........
Enlightenment: still........: "Saat ku sentuhkan bibirku pada bibir gelas keramik yang biasa menjamumu...Saat itu ku rasakan hadirmu...Kurasakan harum tubuhmu...Kurasakan ..."
still........
Saat ku sentuhkan bibirku pada bibir gelas keramik yang biasa menjamumu...
Saat itu ku rasakan hadirmu...
Kurasakan harum tubuhmu...
Kurasakan hangat sentuhanmu...
Sejenak kesendirianku pun pudar akan bayangmu...
Dengan menikmati ciuman semu yang melayangkanku...
Delam pejaman mata, seolah tubuhku tergetar oleh aliran kasih dari tubuhmu...
ah....
Terlalu sedikit bahagia yang tak kau berikan...
Hingga hatiku pun tak kuasa tuk mersakan runtuhan kasih yang menghujam terlalu deras...
Dan ku bertanya...
Can I ....................
Love someone else like I gave my all just...............for you...????????
Senin, 08 November 2010
Tuhan yang Menuntunku
Entah…
Karena terlalu dalam luka yang tertoreh
hingga sama sekali tak kurasakan sakitnya…
Atau bahkan
Aku tak terluka sama sekali
karena aku sendiri yang menyayatnya…
Saat ku rengkuh hatimu melewati jalan berkerikil
yang kadang tajamnya hingga melukai hati
untuk menuju lautan cintaNya,
kau lebih memilih sungai intan
dengan janji akan menerbangkanmu ke langit ke tujuh…
Kau lebih memilih jalan halus untuk HANYA berteman dengan tawa
bukan buliran kristal air mata…
Tapi akankah tawa itu PASTI menemukan cintaNya?
Tidakkah sungai berkerikil ini bisa bermuara menuju lautan cintaNya…?
Bukan hanya sakit…tapi kasihku karena Tuhan ku serahkan,
sebagai doa pelindungmu…
Lihat, lihatlah dengan hatimu…
Ku yakin matahari itu masih bersinar untukku…
Ku yakin bintang itu hanya ingin sejenak meredup
untuk selamanya menyinariku…
Dengar, dengarlah dengan batinmu…
Hujan itu pasti masih akan menghidupiku dengan air surgaNya…
Yakinlah...
Seperti ku meyakinimu karena Tuhan yang menuntunku
untuk mengasihimu…
Karena terlalu dalam luka yang tertoreh
hingga sama sekali tak kurasakan sakitnya…
Atau bahkan
Aku tak terluka sama sekali
karena aku sendiri yang menyayatnya…
Saat ku rengkuh hatimu melewati jalan berkerikil
yang kadang tajamnya hingga melukai hati
untuk menuju lautan cintaNya,
kau lebih memilih sungai intan
dengan janji akan menerbangkanmu ke langit ke tujuh…
Kau lebih memilih jalan halus untuk HANYA berteman dengan tawa
bukan buliran kristal air mata…
Tapi akankah tawa itu PASTI menemukan cintaNya?
Tidakkah sungai berkerikil ini bisa bermuara menuju lautan cintaNya…?
Bukan hanya sakit…tapi kasihku karena Tuhan ku serahkan,
sebagai doa pelindungmu…
Lihat, lihatlah dengan hatimu…
Ku yakin matahari itu masih bersinar untukku…
Ku yakin bintang itu hanya ingin sejenak meredup
untuk selamanya menyinariku…
Dengar, dengarlah dengan batinmu…
Hujan itu pasti masih akan menghidupiku dengan air surgaNya…
Yakinlah...
Seperti ku meyakinimu karena Tuhan yang menuntunku
untuk mengasihimu…
Keindahan Dalam Perpisahan
Tuhanku, Kekasih yang tak akan pernah meninggalkanku walau sejauh apapun aku meninggalkanMu…
Rasanya, tak adil bagiMu karena tak pernah ku bersyukur atas perpisahanku dan seperti ku selalu menghujatMu…
Meski ku terima, tapi keluhku serasa tak pernah ku ikhlaskan…
Meski ku tersenyum, tapi ratapanku seolah menyalahkanMu…
Meski serasa tak kuharapkan, tapi doa-doa pengharapanku seolah memaksaMu mewujudkan…
Ini….tak adil untukMu…
Sayangku…
Tanpa kusadari…
Aku bersyukur karena telah Kau pisahkan kami…
Karena…
Aku tahu apa aku ini…
Kau ajari aku bagaimana cara menghargai…
Bagaimana cara mencintai…
Bagaimana kecewa itu bisa mengertikan…
Bagaimana bahagia itu bisa melemahkan…
Bagaimana perpisahan itu menjadi keindahan…
Tak ku sesali Kau pertemukan hatiku dengan salah satu MalaikatMu…
Tapi ku sesali, tak ku tahui hatinya tuk ku sembahkan padaMu…
Ampuni aku Tuhan, karena aku telah meduakanMu dengan cinta pada makhlukMu yang terlalu luar biasa…
Tapi Kau ajari aku keindahan dalam perpisahan…
Untuk lebih mencintaiMu, Kekasihku…
Jumat, 05 November 2010
Keindahan Dalam Perpisahan
Tuhanku, Kekasih yang tak akan pernah meninggalkanku walau sejauh apapun aku meninggalkanMu…
Rasanya, tak adil bagiMu karena tak pernah ku bersyukur atas perpisahanku dan seperti ku selalu menghujatMu…
Meski ku terima, tapi keluhku serasa tak pernah ku ikhlaskan…
Meski ku tersenyum, tapi ratapanku seolah menyalahkanMu…
Meski serasa tak kuharapkan, tapi doa-doa pengharapanku seolah memaksaMu mewujudkan…
Ini….tak adil untukMu…
Sayangku…
Tanpa kusadari…
Aku bersyukur karena telah Kau pisahkan kami…
Karena…
Aku tahu apa aku ini…
Kau ajari aku bagaimana cara menghargai…
Bagaimana cara mencintai…
Bagaimana kecewa itu bisa mengertikan…
Bagaimana bahagia itu bisa melemahkan…
Bagaimana perpisahan itu menjadi keindahan…
Tak ku sesali Kau pertemukan hatiku dengan salah satu MalaikatMu…
Tapi ku sesali, tak ku tahui hatinya tuk ku sembahkan padaMu…
Ampuni aku Tuhan, karena aku telah meduakanMu dengan cinta pada makhlukMu yang terlalu luar biasa…
Tapi Kau ajari aku keindahan dalam perpisahan…
Untuk lebih mencintaiMu, Kekasihku…
Rasanya, tak adil bagiMu karena tak pernah ku bersyukur atas perpisahanku dan seperti ku selalu menghujatMu…
Meski ku terima, tapi keluhku serasa tak pernah ku ikhlaskan…
Meski ku tersenyum, tapi ratapanku seolah menyalahkanMu…
Meski serasa tak kuharapkan, tapi doa-doa pengharapanku seolah memaksaMu mewujudkan…
Ini….tak adil untukMu…
Sayangku…
Tanpa kusadari…
Aku bersyukur karena telah Kau pisahkan kami…
Karena…
Aku tahu apa aku ini…
Kau ajari aku bagaimana cara menghargai…
Bagaimana cara mencintai…
Bagaimana kecewa itu bisa mengertikan…
Bagaimana bahagia itu bisa melemahkan…
Bagaimana perpisahan itu menjadi keindahan…
Tak ku sesali Kau pertemukan hatiku dengan salah satu MalaikatMu…
Tapi ku sesali, tak ku tahui hatinya tuk ku sembahkan padaMu…
Ampuni aku Tuhan, karena aku telah meduakanMu dengan cinta pada makhlukMu yang terlalu luar biasa…
Tapi Kau ajari aku keindahan dalam perpisahan…
Untuk lebih mencintaiMu, Kekasihku…
Langganan:
Postingan (Atom)