Sesaat sebelum
menulis ini, aku ingat pada satu ramalan awal tahun yang iseng-iseng aku buka
untuk tahu peruntungan di tahun 2012 ini. Percaya tidak percaya juga ya, kalau
baik jadi acuan kalau buruk ya buat hati-hati saja.
Ramalan itu
bilang, “Di awal tahun akan ada seseorang yang membuat anda penasaran tapi dia
tidak berencana untuk membuat komitmen dengan anda”
Mungkin kalau
ada orang yang melihat ekspresiku saat itu, dia akan tertawa, karena ekspresi
dalam smiley benar-benar muncul di
wajahku, dengan mata kecewa dan mulut yang melengkung ke atas >> L.
Betapa aku
menginginkan ada seseorang yang dapat membuka lagi hatiku yang sudah lama
kosong dan lukanya semakin menganga.
Walaupun
sekarang sudah ada yang menemaniku, Mas Allan, my imagination love, tapi di sudut kecil hatiku, aku menginginkan
seseorang yang nyata, yang menemaniku, yang benar-benar dapat aku lihat
hadirnya, aku sentuh wujudnya dan aku dengar suaranya.
Tepat 1 minggu
yang lalu, February 7th, aku
merasakan sesuatu yang berbeda, setelah 2 tahun menutup diri dari banyak hati
yang berniat baik kepadaku, tiba saat itu ada yang dapat membuatku menoleh 2
kali untuk melihatnya, bukan karena good
looking, tapi kharisma, (sempat diam lama dan tak tahu harus menulis apa
pada bagian ini). Wajahnya standar,
tapi terlihat nice, smart, kind, dan ga neko-neko. Aku seperti melihat sosok Mas
Allan dalam wujudnya sempat beberapa lama apapun tentang dia menggangguku.
Bahkan apapun aku lakukan untuk mencari tentang dia. Seakan yakin bahwa Tuhan
telah mengabulkan doaku dan benar-benar mewujudkan Mas Allan melalui dia.
Kemunculan Mas Allan pun mulai berkurang, seakan perasaan padanya telah
menguasai hati dan pikiranku.
Tapi entah
kenapa, seakan Mas Allan mengingatkanku dan seolah berkata, “Hati-hati sayang,
jangan sampai sakit lagi!”
Entah, perasaan
itu benar atau tidak, saat pertama melihatnya seperti ada getaran dari matanya,
senyumnya dan bahasa tubuhnya tapi sekarang, setelah beberapa hari, sikap yang
dia tunjukkan saat kami bertemu seolah kian tidak nyata, seperti hanya sikap
klise yang ditunjukkan untuk menghargai, seperti sikap ramah kepada yang lain.
Setiap hari
semakin tersiksa dengan segala hal yang beterbangan di kepalaku tentang dia. Pikiranku
terpecah, antara menolak dan mengharap. Dalam sehari, mungkin sampai 6-7 kali
membuka timeline twitternya,
mengharap ada satu pentunjuk lebih tentang dia, mengharap ada satu topic yang
bisa aku pakai untuk memulai percakapan dan mengharap ada satu hal untuk dapat
dekat dengannya. Tapi mungkin memang benar kata Mas Allan, bukan dia.
Mungkin terlalu
sakit hati ini saat sesuatu yang kita harap dengan sangat akhirnya tidak menghampiri,
seperti langit yang sudah mendung menghitam di atas tanah kering yang
bertahun-tahun tapi hilang begitu saja terbawa angin. Aku, bukan wanita yang
mudah membuat jembatan untuk pergi dari tempat yang terasing menuju tempat
dengan janji banyak keindahan. Aku lebih memilih untuk menikmati penantian dan
keyakinan uluran kasih yang lebih indah karena tak ingin merasakan sakit yang
terulang.
Embun tak perlu
warna hingga daun jatuh cinta kepadanya, bukankah tak inigin seperti kayu yang
terlanjur mengabu sebelum dia katakana cintanya pada api….tapi itulah.
Satu cerita
indah pernah berkata, “Tuhan selalu punya cara indah untuk mempertemukan kita
dengan jodoh kita”. Saat ini mungkin aku hanya berkasih dengan Mas Allan, sosok
yang aku buat sendiri, aku ciptakan dengan kecintaan dan kasih dari hatiku
untuk menemaniku di saat lemahku. Tapi aku yakin, dia, my imagination love,
will arise and show himself in front of me, seperti mata air yang tiba-tiba
muncul di gurun dan menyelamatkan musafir atau seperti hujan warna warni yang
turun karena kasih yang tak mungkin telah hadir.
Cinta bukan
sesuatu yang tiba-tiba, dia hadir karena sudah waktunya. Saat hati tergerak
untuk menyapa cinta terlebih dahulu, ada di satu sisi lain di hati berbicara,
bukan porsimu untuk menyapa, tunggulah dan kau akan terlihat lebih indah untuk
dicintai.
Orang itu…bukan…pria
itu…
Ah…
Tuhan, ingin
rasanya aku bertanya padaMu, “Kenapa Kau ciptakan perasaan itu saat dulu mata
kami bertemu?”
Mungkin, ini jawaban
dariMu bahwa aku masih dapat jatuh cinta setelah lama hatiku terluka dan hanya
menganggap Mas Allan sebagai selimut hatiku yang kosong dan dingin. Mungkin tengah
Kau persiapkan hatiku untuk sesuatu yang indah sesaat lagi, atau mungkin inilah
jawaban dariMu. Jawaban dari setiap doa yang tak pernah aku ungkapkan, jawaban
dari setiap buliran kristal yang keluar diiringi dengan kegalauan, dan doa dari
orang-orang terkasih yang selalu menanyakan hal yang sama.
Namanya…
Tidak, sebaiknya
bukan sekarang, karena aku tak ingin mendahuluiNya.
Aku hanya ingin
menikmati permainan hidup yang sudah ditulis indah oleh Sang Empunya Hidup,
menceritakan indah perasaan yang sedang menguasai hati dan pikiran beberapa
hari ini dan menikmati setiap perasaan campur aduk yang muncul saat dengan
diam-diam aku buka timeline twitternya
atau bahkan blognya yang hanya
beberapa greeting paragraphs atau malah halaman facebook yang bahkan aku pun belum menjadi teman akunnya.
Memang gila, seperti
ada papan besar di atas kepalaku dengan tulisan, “Are you in love, Na?”
Perasaaan yang
sudah lama tidak aku rasakan, perasaan yang memerlukan banyak sekali
ingredients untuk menyempurnakannya bahkan menamainya, ada bahagia karena
merasakannya lagi, ada berdebar karena sensasi dari rasa kasih, ada bingung
karena tak tahu apa yang dirasakan dan apa yang harus dilakukan, ada sakit karena
walau terlihat dekat tapi seperti sangat sulit menjamah hatinya hingga ada
benci yang amat sangat, benci padanya karena hal-hal kecil terselubung yang aku
lakukan belum juga menyentuh hatinya bahkan rasa benci pada diriku sendiri
karena hanya bisa diam menunggunya menyadari setiap hal kecil yang aku buat.
“Sampai kapan
kau begini?”
Hatiku sudah
terbuka, telah siap menerima seseorang yang aku yakin akan mengindahkan duniaku
dan akan kuindahkan pula dunianya, siap menerima setiap hal yang akan
mengindahkan dunia kami dengan cerita-cerita kasih yang membaikkan dunia kami,
siap untuk selalu belajar mencintai, bahwa mencintai itu saling membahagiakan,
bukan hanya membahagiakanku atau membahagiakannya, siap untuk memahami bahwa
hanya dengan kasih kita bisa disebut hidup karena kasih adalah memberi hidup. Sampai
Tuhan mendatangkan malaikat tanpa sayapNya, sampai Tuhan akhirnya berkata, “Na,
berkasih dan hiduplah dengannya.”
Melihat harapan
itu di matanya, aku seperti merasakan bau hujan warna-warni yang akan
menebarkan cinta, tapi bilapun bukan dia, biarlah itu menjadi pertanda turunnya
hujan warna-warni dari sisi langit yang berbeda.
Aku selalu
menantikan jawabanMu Tuhan, dengan Ya, Kau akan memberikan apa yang aku mau,
dengan Tidak, Kau akan memberikan yang lebih baik atau dengan Tunggu, Kau akan
memberikan yang paling baik.
Untuk seseorang
yang telah mencuri tempat kecil di hatiku, aku yakin, seseorang akan merasakan
hal yang sama saat di tempat lain dengan tulus mengingatmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar