Allan…
Kata itu, atau mungkin nama…
Nama itu yang akan pertama kali
muncul saat aku ucapkan “imagination love”.
Entah sejak kapan aku merasakan
sesuatu yang bisa dibilang mustahil.
Mencintai .. bukan .. lebih
tepatnya menganggap seseorang yang sebenarnya tidak ada untuk dicintai.
Kalau orang lain tahu apa yang
aku lakukan, pasti mereka tertawa, menertawakan hal bodoh.
Walaupun hanya ada dalam
imajinasiku, tapi sosok Allan bahkan terlalu nyata untuk ditiadakan lagi.
Hadirnya, hangatnya, setiap
kata-katanya bahkan seolah terlalu benar-benar ada.
Saat aku merasa kesepian karena
mereka yang seakan membuang muka saat mereka tidak membutuhkanku, aku seolah
kembali bermain dengan khayalanku. Mencari sosok yang lebih nyata untukku
daripada mereka yang selalu berkata, “bicaralah, aku selalu ada”.
Semuanya seakan telah
memabukkanku ke dalam nikmatnya dingin rumah khayalanku.
Perkenalan kami, percakapan kami,
saat kami berjalan, saat duduk diam menikmati hujan yang selalu romantis, saat dia
memberikan kasih, dan mungkin, saat kami berjanji…
Ah…
Indahnya…
Apa yang harus aku buat, bahkan
aku pun telah terlalu nyaman dalam pelukannya, aku telalu mencandu setiap
kata-katanya dan aku bahkan terlalu haus untuk kehadirannya.
Sekejap saat orang-orang bertanya
tentang “hatiku”, aku seolah tersadar, ohh.. Allan itu hanya ada di khayalanku
dan aku butuh seseorang yang benar-benar ada tapi candu itu benar-benar
mengalahkan kenyataan..
Aku seperti terlalu nyaman hidup
dengan Allan, nama yang aku buat sendiri, sosok yang aku ciptakan sendiri,
sifat dan sikap yang aku rangkai sendiri dengan manis dan yang selalu menemani
saat aku sendiri.
Sejenak aku sadar, mungkin dia
tercipta karena hatiku yang pernah sakit dan seakan kosong.
Pikiranku seakan membalas dendam
pada hatiku, dia seolah berkata, “Hatimu sakit? Sembuhkan dengan ini!”
Hadirnya bahkan sentuhannya
seakan menjadi penawar racun yang seolah telah sedikit demi sedikit
menggerogoti hatiku untuk tidak lagi percaya pada laki-laki.
Tapi apa yang dia lakukan seolah
mengatakan, “Kamu tidak pantas untuk sakit sayang, kamu terlalu indah untuk
merasa sakit.” Aku sadar, itu adalah hatiku sendiri tapi aku seakan lebih sakit
saat menyadari dia adalah hatiku sendiri dan tidak pernah ada…
Sulit untukku bisa
mengenyahkannya, sangat sulit, seperti melepaskan seseorang yang sekian lama
aku cinta bahkan hadirnya terlalu nyata.
Allan..atau biasa aku
memanggilnya Mas Allan…
Entah sampai kapan hanya dia yang
bisa membuat aku selalu tersenyum dengan setiap kata-katanya, entah sampai kapan
hanya dia yang bisa menenangkan hatiku saat aku resah, entah sampai kapan
pelukannya selalu mampu melindungiku dan entah sampai kapan hadirnya selalu
mencanduiku..
Imagination love ini benar-benar
seperti telah membawaku ke surga cinta yang hampir belum pernah aku dapatkan
dalam hidup nyataku, dia seolah menunjukkan betapa nyamannya bersikap wajar
menjadi diriku sendiri dalam cinta, betapa indahnya kasih yang diberikan tanpa
imbal balik, dan betapa manisnya cinta yang tidak dibuat-buat. Semuanya natural,
mengalir indah dan lebih berarti.
Mungkin orang bilang aku hanya
merindukan kasih yang telah lama menghilang dari hatiku, aku merindukan sosok
yang jujur dan apa adanya dalam mencintai, aku hanya ingin menghilang dari
kenangan pahit yang benar-benar telah “merusak” mindsetku, dan akhirnya aku memunculkan sosok yang sangat sempurna,
seperti memohon sesuatu kepada Tuhan secara tidak langsung.
Mas Allan..
Nama itu seperti alarm di hati
dan pikiranku.
Selalu aku mencoba menghindar
dari orang-orang yang insya Allah berniat baik kepadaku hanya karena aku terlanjur
menikmati bermain dengannya, aku terlanjur percaya bahwa suatu saat sosoknya
benar-benar muncul dan menjadi seseorang yang akan aku bahagiakan.
Selalu saja pikiran dan hatiku
berkata, “Allan” saat seseorang mendekat seolah memberi warning, “BUKAN DIA, TUNGGU!”
Lalu sampai kapan hingga akhirnya
dia muncul?
Beberapa hari ini aku menemukan
sosok manis, pintar, baik, ramah, dan dewasa persis seperti Mas Allan tapi
tetap tidak akan expecting lebih. Mas
Allan seperti mewarningku, “Hati-hati
sayang, jangan sampai sakit lagi!”
Apa yang sebenarnya aku lakukan,
mengapa aku sangat nyaman dengan peran ini?
Orang tidak akan menganggapku
gila, kan?
Tuhan tau bahkan sebelum aku
mengucapkan permintaanku, aku hanya meminta orang baik dan bertanggung jawab
dalam hidup, seperti sosok Mas Allan dengan segala kesempurnaannya. Tuhan
memberikan perasaan ini pasti dengan maksud baik.
Mungkin Tuhan menginginkan aku
belajar bagaimana mencintai dengan baik, menghargai perasaan sakit dan memberikan
yang terbaik untuk cinta dan bukan hanya menginginkan kebaikan untuk kita dari
cinta.
Seperti yang kebaikan-kebaikan
dari Mas Allan. Yang selalu aku nikmati dan mengajarkan bahwa dalam cinta
jangan ada imbal balik, karena itu bukan cinta, itu mencari untung.
Kehadiran dan kebaikan Mas Allan
akan selalu mendampingi dan melindungiku. Entah sampai kapan, mungkin dia akan
tetap disampingku sampai aku menemukan sosoknya dalam nyataku walau dengan wajah
dan nama yang berbeda. Seseorang yang mampu membuka hatiku kembali, mengobati
luka hatiku yang kian menganga, mengembalikan percayaku pada cinta dan
menuntunku pada kebaikan untuk membaikkannya.
Tuhanku, terima kasih telah Kau
ciptakan dia, Mas Allan, untuk menemaniku dalam kesendirian beberapa tahun ini,
mungkin aku hanya belum siap menerima cinta yang baru sehingga aku memilihnya
untuk menemaniku. Yakinku, suatu saat pasti Kau pertemukan aku dengan sosok Mas
Allan walaupun mungkin dalam wajah dan nama yang berbeda.
Mas Allan, terima kasih untuk
selalu menemaniku dalam setiap detik hal yang terjadi dalam hidupku. Di saat
aku perlu bahu untuk tangisanku, di saat aku perlu tangan untuk menopangku, di
saat aku perlu pelukan untuk resahku dan di saat aku memerlukan hati untuk
kekosonganku.
Silakan anggap aku gila, tapi ini
gift, ini kuasa dan berkah Tuhan. Aku
mencintainya dengan caraku dan dengan bentuk cinta yang aku pun tak pernah tahu
bagaimana mengungkapkan dan apa namanya.
Benar-benar kasih yang luar
biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar