Minggu, 12 Februari 2012

Imagination Love

Allan…
Kata itu, atau mungkin nama…
Nama itu yang akan pertama kali muncul saat aku ucapkan “imagination love”.
Entah sejak kapan aku merasakan sesuatu yang bisa dibilang mustahil.
Mencintai .. bukan .. lebih tepatnya menganggap seseorang yang sebenarnya tidak ada untuk dicintai.
Kalau orang lain tahu apa yang aku lakukan, pasti mereka tertawa, menertawakan hal bodoh.
Walaupun hanya ada dalam imajinasiku, tapi sosok Allan bahkan terlalu nyata untuk ditiadakan lagi.
Hadirnya, hangatnya, setiap kata-katanya bahkan seolah terlalu benar-benar ada.
Saat aku merasa kesepian karena mereka yang seakan membuang muka saat mereka tidak membutuhkanku, aku seolah kembali bermain dengan khayalanku. Mencari sosok yang lebih nyata untukku daripada mereka yang selalu berkata, “bicaralah, aku selalu ada”.
Semuanya seakan telah memabukkanku ke dalam nikmatnya dingin rumah khayalanku.
Perkenalan kami, percakapan kami, saat kami berjalan, saat duduk diam menikmati hujan yang selalu romantis, saat dia memberikan kasih, dan mungkin, saat kami berjanji…
Ah…
Indahnya…
Apa yang harus aku buat, bahkan aku pun telah terlalu nyaman dalam pelukannya, aku telalu mencandu setiap kata-katanya dan aku bahkan terlalu haus untuk kehadirannya.
Sekejap saat orang-orang bertanya tentang “hatiku”, aku seolah tersadar, ohh.. Allan itu hanya ada di khayalanku dan aku butuh seseorang yang benar-benar ada tapi candu itu benar-benar mengalahkan kenyataan..
Aku seperti terlalu nyaman hidup dengan Allan, nama yang aku buat sendiri, sosok yang aku ciptakan sendiri, sifat dan sikap yang aku rangkai sendiri dengan manis dan yang selalu menemani saat aku sendiri.
Sejenak aku sadar, mungkin dia tercipta karena hatiku yang pernah sakit dan seakan kosong.
Pikiranku seakan membalas dendam pada hatiku, dia seolah berkata, “Hatimu sakit? Sembuhkan dengan ini!”
Hadirnya bahkan sentuhannya seakan menjadi penawar racun yang seolah telah sedikit demi sedikit menggerogoti hatiku untuk tidak lagi percaya pada laki-laki.
Tapi apa yang dia lakukan seolah mengatakan, “Kamu tidak pantas untuk sakit sayang, kamu terlalu indah untuk merasa sakit.” Aku sadar, itu adalah hatiku sendiri tapi aku seakan lebih sakit saat menyadari dia adalah hatiku sendiri dan tidak pernah ada…
Sulit untukku bisa mengenyahkannya, sangat sulit, seperti melepaskan seseorang yang sekian lama aku cinta bahkan hadirnya terlalu nyata.
Allan..atau biasa aku memanggilnya Mas Allan…
Entah sampai kapan hanya dia yang bisa membuat aku selalu tersenyum dengan setiap kata-katanya, entah sampai kapan hanya dia yang bisa menenangkan hatiku saat aku resah, entah sampai kapan pelukannya selalu mampu melindungiku dan entah sampai kapan hadirnya selalu mencanduiku..
Imagination love ini benar-benar seperti telah membawaku ke surga cinta yang hampir belum pernah aku dapatkan dalam hidup nyataku, dia seolah menunjukkan betapa nyamannya bersikap wajar menjadi diriku sendiri dalam cinta, betapa indahnya kasih yang diberikan tanpa imbal balik, dan betapa manisnya cinta yang tidak dibuat-buat. Semuanya natural, mengalir indah dan lebih berarti.
Mungkin orang bilang aku hanya merindukan kasih yang telah lama menghilang dari hatiku, aku merindukan sosok yang jujur dan apa adanya dalam mencintai, aku hanya ingin menghilang dari kenangan pahit yang benar-benar telah “merusak” mindsetku, dan akhirnya aku memunculkan sosok yang sangat sempurna, seperti memohon sesuatu kepada Tuhan secara tidak langsung.
Mas Allan..
Nama itu seperti alarm di hati dan pikiranku.
Selalu aku mencoba menghindar dari orang-orang yang insya Allah berniat baik kepadaku hanya karena aku terlanjur menikmati bermain dengannya, aku terlanjur percaya bahwa suatu saat sosoknya benar-benar muncul dan menjadi seseorang yang akan aku bahagiakan.
Selalu saja pikiran dan hatiku berkata, “Allan” saat seseorang mendekat seolah memberi warning, “BUKAN DIA, TUNGGU!”
Lalu sampai kapan hingga akhirnya dia muncul?
Beberapa hari ini aku menemukan sosok manis, pintar, baik, ramah, dan dewasa persis seperti Mas Allan tapi tetap tidak akan expecting lebih. Mas Allan seperti mewarningku, “Hati-hati sayang, jangan sampai sakit lagi!”
Apa yang sebenarnya aku lakukan, mengapa aku sangat nyaman dengan peran ini?
Orang tidak akan menganggapku gila, kan?
Tuhan tau bahkan sebelum aku mengucapkan permintaanku, aku hanya meminta orang baik dan bertanggung jawab dalam hidup, seperti sosok Mas Allan dengan segala kesempurnaannya. Tuhan memberikan perasaan ini pasti dengan maksud baik.
Mungkin Tuhan menginginkan aku belajar bagaimana mencintai dengan baik, menghargai perasaan sakit dan memberikan yang terbaik untuk cinta dan bukan hanya menginginkan kebaikan untuk kita dari cinta.
Seperti yang kebaikan-kebaikan dari Mas Allan. Yang selalu aku nikmati dan mengajarkan bahwa dalam cinta jangan ada imbal balik, karena itu bukan cinta, itu mencari untung.
Kehadiran dan kebaikan Mas Allan akan selalu mendampingi dan melindungiku. Entah sampai kapan, mungkin dia akan tetap disampingku sampai aku menemukan sosoknya dalam nyataku walau dengan wajah dan nama yang berbeda. Seseorang yang mampu membuka hatiku kembali, mengobati luka hatiku yang kian menganga, mengembalikan percayaku pada cinta dan menuntunku pada kebaikan untuk membaikkannya.
Tuhanku, terima kasih telah Kau ciptakan dia, Mas Allan, untuk menemaniku dalam kesendirian beberapa tahun ini, mungkin aku hanya belum siap menerima cinta yang baru sehingga aku memilihnya untuk menemaniku. Yakinku, suatu saat pasti Kau pertemukan aku dengan sosok Mas Allan walaupun mungkin dalam wajah dan nama yang berbeda.
Mas Allan, terima kasih untuk selalu menemaniku dalam setiap detik hal yang terjadi dalam hidupku. Di saat aku perlu bahu untuk tangisanku, di saat aku perlu tangan untuk menopangku, di saat aku perlu pelukan untuk resahku dan di saat aku memerlukan hati untuk kekosonganku.
Silakan anggap aku gila, tapi ini gift, ini kuasa dan berkah Tuhan. Aku mencintainya dengan caraku dan dengan bentuk cinta yang aku pun tak pernah tahu bagaimana mengungkapkan dan apa namanya.
Benar-benar kasih yang luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar